Senin, 18 April 2016

Sore yang kelam di suatu Senja



Seperti sore-sore sebelumnya saya dan teman teman sebaya selalu nongkrong di pinggir jalan dekat tempat  billiard sehabis mandi. Waktu itu saya masih duduk dikelas 2 SMP. Ditengah saya lagi asyik-asyik bercanda gurau dengan teman-teman, tiba-tiba ada sorang laki-laki yang datang menghampiri saya dan menanyakan
sesuatu kepada saya, “kau kok tidak kekampung?”.  Dengan perasaan bingung saya balik bertanya, “ngapain kekampung? Ini masih hari selasa, 2 hari yang lalu saya baru dari kampung”.  

Dulu waktu SMP, setiap hari sabtu saya selalu pulang kampung bersama keluarga menghabiskan malam minggu dirumah. Lalu   Laki-laki itu bilang “Kau tidak tau ada berita dari kampung?”. Dengan panik saya bertanya lagi “Berita apa?”. “Ine lena sudah meninggal”, lanjutnya.

Ine lena adalah istri dari kakak ayahku, suaminya sudah meninggal sebelum saya lahir dan tidak mempunyai anak.  Rasanya seperti ketiban batu yang sangat besar ketika mendengar itu. Saya tidak percaya, seakakn-akan ini mimpi, soalnya baru dua hari yang lalu saya masih bisa melihat dia melakukan aktifitasnya, dia masih sehat-sehat saja. Tidak ada tanda-tanda dia lagi sakit.

Saya harap ini hanya mimpi, dan kalaupun benar ada berita duka dari kampung, saya harap ini bukan dia (ine lena), karena saat itu ada seorang nenek di keluarga besar saya lagi sakit keras. Tapi ternyata keadaan berkehendak lain. Sungguh sore itu benar-benar kelam buat saya.

Saya langsung kekampung bersama laki-laki itu. Disepanjang perjalanan saya terpaku, seakan tetap tidak percaya. Saya selalu berharap kalau tubuh saya masih terbaring ditempat tidur dan ini hanyalah bunga tidurku. Sekitar beberapa meter sampai dirumah saya mendengar orang menangis, secara tidak sadar air mata saya jatuh berkali-kali. Ternyata ini benar, semuanya benar ini bukan mimpi, ini nyata.


Sumpah,  saya sudah tidak bisa melanjutkannya, air mata saya tidak bisa ditahan kalau mengingat memory itu. Next time baru dilanjutkan......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar